Kamis, 10 Mei 2018

AA YKPN : Aturan Praktis untuk Pengambilan Keputusan Berbasis Etika


Dalam pengambilan suatu keputusan tidak mudah karena orang yang setuju tentang prinsip etis belum tentu setuju dengan penerapan prinsip tersebut dalam suatu kasus nyata. Seseorang setiap saat mengambil keputusan dan memikul tanggungjawabnya. Yang kita butuhkan adalah pengambilan keputusan secara aktif bukan pasif membiarkan keputusan ditetapkan oleh orang lain. Dalam suatu kasus, keputusan perlu diambil secara aktif dengan alasan yang telah dipertimbangkan secara matang.
Aturan praktis untuk pengambilan keputusan yang etis, antara lain :
  1. Golden Rule ➱ Perlakukan orang lain seperti anda ingin diperlakukan. Berkumpul dengan orang lain dan memikirkan bahwa anda sebagai objek dari keputusan. Hal tersebut dapat membantu anda untuk berpikir tentang keadilan dalam pengambilan keputusan.
  2. Disclosure Rule ➱ Jika anda merasa nyaman dengan keputusan / tindakan setelah bertanya pada diri sendiri (keputusan yang akan diambil) dan diketahui oleh siapapun, maka anda harus bertindak / memutuskan keputusan tersebut.
  3. The Intuition Ethic ➱ Buat keputusan sesuai dengan bisikan hati nurani.
  4. The Categorical Imperative ➱ Tidak membuat keputusan yang tidak mungkin bisa dijalankan oleh pihak yang terkena keputusan.
  5. The Professional Ethic  Hanya bisa melakukan / membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan / dijelaskan dihadapan komite dari rekan-rekan seprofesi.
  6. The Utilitarian Principle ➱ Membuat keputusan yang memberi manfaat bagi sebagian besar orang (do the greatest good for the greatest number).  Aturan ini mengasumsikan anda dapat memprioritaskan nilai-nilai dalam urutan peringkat dan memahami konsekuensi dari berbagai kursus tindakan.
  7. The Virtue Principle ➱ Membuat keputusan untuk mewujudkan kebaikan yang diharapkan.

Sabtu, 05 Mei 2018

AA YKPN : Stakeholders Impact Analysis


Sejak berkembangnya konsep Utilitarianism, suatu pendekatan yang diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan cara mengevaluasi hasil akhir yang secara tradisional didasarkan pada dampak keputusan terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Pandangan tradisional ini sekarang berubah menjadi :
  1. Diasumsikan bahwa semua pemegang saham ingin memaksimalkan keuntungan jangka pendek menjadi fokus.
  2. Hak dan tuntutan kelompok-kulompok non-pemegang saham (pekerja, konsumen, supplier, pemerintah) yang mempunyai kepentingan di dalam perusahaan dan statusnya diakui dalam pengambilan keputusan.
Perusahaan modern saat ini sangat akuntabel terhadap pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku kepentingan. Perusahaan memaksimalisasi keuntungan dalam jangka waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan kelompok pemangku kepentingan dan kepentingannya.

Dampak yang dapat di Kuantifikasi (Quantifiable Impacts) terhadap Stakeholders
  1. Laba / keuntungan.
  2. Biaya karena polusi atau kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh keputusan.
  3. Denda atas keputusan atau tindakan yang merusak / merugikan lingkungan.
  4. Bantuan untuk pemberdayaan lingkungan.
Dampak yang tidak dapat di Kuantifikasi (Non-Quantifiable Impacts) terhadap Stakeholders
  1. Keadilan perlakuan terhadap stakeholders.
  2. Hak dari stakeholders :
    • Hak hidup.
    • Hak atas kesehatan dan keselamatan.
    • Hak atas keadilan perlakuan.
    • Hak atas konsistensi keadilan perlakuan.
    • Hak atas perlindungan harga diri dan privasi.
    • Hak untuk mengutarakan pendapat.


Jumat, 04 Mei 2018

AA YKPN : Pengambilan Keputusan Berbasis Etika


Etika Pengambilan Keputusan
Studi tentang penerapan pertimbangan-pertimbangan moral dalam proses pengambilan keputusan.
Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan sering menghadapi dilema etika dan moral. Seorang pemimpin harus mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika, sehingga keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan lingkungannya.

Prinsip Keputusan Berbasis Etika
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keputusan bisa dikatakan etis apabila keputusan tersebut sejalan dengan standar tertentu, yang mencakup :
  1. Konsekuensi dari keputusan terhadap kesejahteraan dalam konteks biaya dan manfaat.
  2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  3. Proses pengambilan keputusan harus mempertimbangkan faktor keadilan dan implementasinya.
  4. Keberterimaan umum dari sisi moralitas.
Ethical Decision - Making Framework (EDMF)
Pertimbangan etika keputusan berdasarkan EDMF :
  • Kesejahteraan dan kesehatan (well-offness and well-being) yang sejalan dengan teori :
    • Consequentalism menilai suatu perbuatan berdasarkan konsekuensi dari perbuatan tersebut.
    • Utilitarianism menilai suatu perbuatan baik atau buruk berdasarkan besarnya manfaat dari perbuatan tersebut.
    • Teleology  mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
  • Menghormati hak stakeholder yang sejalan dengan teori :
    • Deontology bahwa selain manfaat atau kebaikan dari suatu perbuatan, perbuatan tersebut juga memiliki nilai baik atau buruk.
  • Adil terhadap stakeholder akan membuat suatu perusahaan mendapatkan reputasi dan kredibilitas yang tinggi.
  • Harapan terhadap perilaku baik atau moralitas tertentu.

Pendekatan Keputusan Berbasis Etika

  • Pendekatan Consequentialism, Utilitarianism atau Teleology
    • Suatu tindakan dan keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar daripada konsekuensi yang merugikan.
    • Utilitarianism berkaitan dengan utilitas keseluruhan mencakup keseluruhan varian yang sebagian manfaat dalam pengambilan pengambilan keputusan etis.
    • Consequentialism dan Utilitarianism berfokus pada hasil akhir suatu tindakan disebut Teleology.
  • Pendekatan Deontologi
    • Deontologi berfokus pada kewajiban dan tanggungjawab yang memotivasi suatu keputusan/tindakan bukan pada konsekuensi dari tindakan.
    • Etika diukur dari sisi penghargaan terhadap tugas serta hak dan keadilan dari tugas yang dilakukan.
    • Standar moral, prinsip dan aturan tetap digunakan sebagai penuntun dalam membuat keputusan yang dipandang etis.
  • Pendekatan Virtue Ethics/ Etika Kebajikan
    • Etika kebajikan menekankan pada aspek motivasi dan pertimbangan moral dalam membuat pilihan keputusan dan tindakan. Terdapat tiga prinsip kebajikan, yaitu :
      1. Keberanian
      2. Kesederhanaan
      3. Keadilan

Entri yang Diunggulkan

AA YKPN : Tanggungjawab Akuntan Pajak

Akuntan pajak mempunyai beberapa tanggung jawab kepada publik. Tanggung jawab akuntan pajak bukan untuk kepalsuan dalam suatu kewajiban p...

Postingan Populer